MENGHUKUM SECARA EDUKATIF
Setiap guru tentu pernah melakukan hukuman terhadap peserta didik yang pernah melakukan pelanggaran.
Hai ini dilakukan agar peserta didik
menyadari dan tak mengulang kesalahannya kembali. Namun, benarkah teknik ini
mampu membuat mereka jera dan tak mengulangi lagi? Tak jarang media memberitakan guru yang terkena bumerang atas
tindakan tersebut. Alih-alih memberi tindakan pembelajaran pada peserta didik, yang terjadi justru guru terjerat masalah hukum.
Berikut prinsip-prinsip dalam memberikan hukuman yang edukatif.
Jangan Menghukum karena Emosi
Hal ini bisa terjadi bila guru mendapati peserta
didiknya tidak
mematuhi instruksi, terlebih mereka melakukan perlawananan. Guru akan merasa disepelekan dan akhirnya dapat memancing emosi guru. Beberapa permasalahan
di kelas yang membuat guru emosi di antaranya adalah siswa berkat,a atau berlaku tak sopan, gaduh/ramai,
mengantuk/ menguap dengan keras saat pelajaran, membaca buku lain yang tak terkait pelajaran, tak mengerjakan tugas
yang diberikan, dan atau sering
membolos.
Apapun pelanggaran siswa, prinsip menghukumnya jangan didasari emosi, balas dendam,
apalagi perasaan benci.
Apabila salah satu hat di atas terjadi, ada baiknya guru menyikapinya dengan kepala dingin. Guru harus menyadari peserta didik masih memiliki keterbatasan mengenai
tata krama dan kesadaran mematuhi
instruksi. Di sinilah peran dan tugas
guru membuat peserta didik mengenal tata
krama dan disiplin.
Analisis Jenis Kesalahan atau
Pelanggaran Siswa
Guru hendaknya memiliki daya analisis tinggi. Artinya, bila ada peserta didik yang
melanggar, guru hendaknya segera
mencari akar penyebabnya. Bila kesalahan itu terjadi di saat pelajaran berlangsung, karena siswa mengantuk
atau menguap dengan keras, gaduh atau membaca buku selain pelajaran, asumsi
yang muncul untuk menjelaskan permasalahan ini adalah strategi pembelajaran
guru yang kurang menarik atau peserta didik
merasa dirinya tak terlibat penuh pada mata diktat yang dipelajari.
Apabila
peserta didik berkata tidak sopan, hat pertarna yang
harus dilakukan guru adalah segera memberi tindakan berupa peringatan secara
verbal. Lantas, guru mencari data mengenai
peserta didik yang bersangkutan pada
BK. Setelah itu, lakukanlah pendekatan secara personal. Jika siswa tersebut didekati baik-baik, dia akan merasa sungkan kepada guru. Paling tidak, siswa itu
akan memahami apa yang guru lakukan bukanlah untuk. kepentingan guru sendiri, tetapi untuk kepentingan
siswa tersebut. Penanganan seperti ini akan membawa dampak positif, guru akan disukai dan didengar nasehatnya.
Jangan Menghukum Tanpa Nilai Edukasi
Membuat
peserta didik yang bermasalah menyadari kesalahannya memang bukan pekerjaan mudah. Bila peserta
didik tak mengerjakan tugas, jangan langsung menyuruhnya push-up atau lari tanpa feed-back. Hukuman bisa dilakukan dengan menyuruh mereka
mencari tugas tambahan
di Internet, koran, atau majalah yang berkaitan dengan pelajaran. Dengan demikian, dia akan
berusaha mencari tahu apa yang harus
diperbaikinya. Walaupun tidak semua
siswa akan melakukan itu, tetapi hal itu lebih bijak daripada menghukum secara fisik.
Lakukan Hukuman Tahap Demi Tahap
Sangat dimungkinkan bahwa hukuman verbal atau pengarahan
secara khusus tak diindahkan peserta didik yang bandel. Dalam kasus seperti
ini, prinsip nomor satu di atas harus
menjadi prioritas. Hal yang mungkin dilakukan guru adalah memberi hukuman sesuai dengan beberapa tahapan. Pertama, guru melakukan
peneguran secara tegas di hadapan peserta didik lainnya agar peserta
didik yang bermasalah tak mengulangi lagi dan
peserta didik lainnya menjauhkan diri
dari perbuatan yang sama. Kedua, jika is tidak mengindahkan, permasalahan seperti ini perlu penangananan pihak sekolah dan orangtua. Kebijakan
ini adalah menghindarkan guru dari
permasalahan. Sementara itu, guru
dapat melaksanakan dan melanjutkan tugas mulianya.
Dikutip dari Lusita, A. 2011. Buku Pintar Menjadi Guru Kreatif, Inspiratif dan Inovatif.Yogyakarta: Araska
Dikutip dari Lusita, A. 2011. Buku Pintar Menjadi Guru Kreatif, Inspiratif dan Inovatif.Yogyakarta: Araska
Tidak ada komentar:
Posting Komentar