Kamis, 14 Juni 2012

Mastery Learning


APA YANG DIMAKSUD DENGAN  MASTERY LEARNING (PEMBELAJARAN PENGUASAAN) ?

Salah satu sarana untuk menyesuaikan pengajaran pada kebutuhan siswa yang beragam disebut pembelajaran penguasaan (Guskey, 1995). Gagasan dasar di balik pembelajaran penguasaan (mastery learning) ialah memastikan bahwa semua atau hampir semua siswa telah mempelajari kemampuan tertentu hingga tingkat penguasaan yang telah ditentukan sebelum beralih ke kemampuan berikut.
Pembelajaran penguasaan pertama kali diusulkan sebagai jalan keluar atas persoalan perbedaan masing-masing orang oleh Benjamin Bloom (1976), yang mendasarkan rekomendasinya sebagian pada hasil penelitian John Carroll (1963) sebelumnya. Sebagaimana dibahas sebelumnya, Carroll telah mengusulkan agar pembelajaran sekolah dikaitkan dengan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari apa yang sedang diajarkan dan jumlah waktu yang digunakan dalam pengajaran.
Salah satu implikasi model Carroll tersebut ialah bahwa, kalau waktu yang digunakan ternyata sama untuk semua siswa dan semua siswa menerima jenis pengajaran yang sama, perbedaan pencapaian siswa terutama akan mencerminkan perbedaan kecenderungan siswa. Namun, pada tahun 1968, Bloom mengusulkan agar, alih-alih memberikan jumlah waktu pengajaran yang sama kepada semua siswa dan membolehkan pengajaran berbeda, barangkali kita seharusnya meminta agar semua atau hampir semua siswa meraih tingkat pencapaian tertentu dengan membiarkan waktu berbeda. Maksudnya, Bloom mengusulkan agar kita memberi waktu dan pengajaran kepada siswa sebanyak yang mereka butuhkan untuk mengantarkan mereka semua pada tingkat pembelajaran yang pantas. Apabila beberapa siswa tampak berada dalam bahaya tidak belajar, mereka seharusnya diberi pengajaran tambahan hingga mereka benar-benar belajar.
Asumsi yang mendasari pembelajaran penguasaan ialah bahwa hampir setiap siswa dapat mempelajari kemampuan yang penting dalam kurikulum. Asumsi ini disampaikan kepada siswa maupun dilaksanakan oleh guru, yang lugasnya ialah memberikan pengajaran yang diperlukan untuk menjadikan harapan menjadi kenyataan.

Bentuk-Bentuk Mastery Learning

Persoalan yang melekat dalam setiap strategi pembelajaran penguasaan ialah bagaimana menyediakan waktu pengajaran tambahan kepada siswa yang membuhihkannya. Dalam beberapa riset tentang pembelajaran penguasaan, pengajaran tambahan ini diberikan di luar waktu pelajaran biasa, seperti seusai sekolah atau selama istirahat. Siswa yang tidak berhasil memenuhi kriteria
penguasaan (mastery Criterion ) yang sudah ditentukan sebelumnya (seperti 90 persen benar dalam ujian) setelah pelajaran diberi pengajaran perbaikan ( Corrective istruction) tambahan ini hingga mereka dapat memperoleh nilai 90 persenuntuk ujian serupa. Riset tentang program pembelajaran penguasaan yang memberikan pengajaran perbaikan selain waktu pelajaran biasa pada umumnya menemukan peningkatan pencapaian, khususnya bagi siswa yang berpencapaian rendah (Bloom, 1984; Kulik, Kulik & Bengert-Drowns, 1990; Slavin, 1987c).
Bentuk-bentuk pembelajaran penguasaan yang memerlukan waktu pengajaran tambahan tidak mudah diterapkan pada pendidikan dasar dan menengah, di mana jumlah waktu yang tersedia relatif sudah tetap. Misalnya, ada kemungkinan meminta siswa tetap tinggal seusai sekolah untuk menerima pengajaran perbaikan selama beberapa minggu, tetapi hal ini akan sulit direncanakan dalam jangka panjang. Juga, ada pertanyaan apakah waktu tambahan yang diperlukan untuk pengajaran perbaikan pada pembelajaran penguasaan tidak lebih baik digunakan untuk membahas lebih banyak bahan.
Salah satu bentuk pembelajaran penguasaan membedakan waktu pengajaran yang diberikan kepada siswa yang mempunyai kebutuhan yang berbeda dengan memberikan pengajaran perbaikan kepada siswa yang membutuhkan sambil membiarkan siswa yang tidak membutuhkannya melakukan pekerjaan pengayaan. Misalnya, guru ilmu bumi SMA mungkin memberikan pelajaran tentang gunung api dan gempa bumi. Pada akhir pelajaran tersebut, siswa akan diberi ujian singkat. Siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM akan menerima pengajaran perbaikan tentang konsep-konsep yang merupakan masalah bagi mereka, sedangkan siswa lainnya akan melakukan kegiatan pengayaan (enrichment activities), seperti mencari tahu tentang gampa bumi San Francisco baru-baru ini atau sejarah letusan Gunung Vesuvius yang mengubur kota kuno Pompeii. 

Menerapkan Prinsip-prinsip Mastery Learning

Ada lagu klasik Rolling Stones yang disebut "Time is on My Side." Barangkali tidak mungkin ada lagi lagu terra yang kurang tepat bagi guru. Namun, karma unsur pembelajaran penguasaan yang penting ialah pembedaan waktu unhik memenuhi kebutuhan perorangan, kita tidak dapat membahas penerapan pendekatan ini tanpa membicarakan strategi realistis untuk bekerja dengan kendala waktu di ruang kelas dewasa ini.
Asumsi dasar pembelajaran penguasaan ialah bahwa hampir semua siswa dapat mempelajari pengetahuan dan kemampuan yang penting dalam suatu kurikulum apabila pembelajaran tersebut diurai menjadi bagian-bagian komponennya dan disajikan secara berurutan. Untuk mengimplementasikan pendekatan ini dengan efektif, guru harus menghadapi beberapa tantangan.
Tantangan pertama ialah membagi isi dan/atau kemampuan menjadi unit-unit kecil yang dapat Anda saji kan secara berurutan dengan menggunakan strategi pengajaran yang masuk akal. Kemudian, Anda nanti perlu menilai siswa Anda. Data yang Anda peroleh akan membantu Anda menentukan dari mana dalam urutan kurikulum tersebut pengajaran Anda seharusnya dimulai. Penilaian kualitas akan memungkinkan Anda menghubungkan kegiatan pengajaran Anda dengan kebutuhan masing-masing siswa.

Ketika Anda terlibat dalam kegiatan pengajaran yang sesungguhnya, tantangan lain yang akan Anda hadapi ialah bagaimana menghadapi perbedaan dalam pembelajaran siswa. Bagi siswa yang dengan cepat memahami konsep, Anda nanti perlu meningkatkan mutu pembelajaran dengan mengembangkan peluang pengayaan yang relevan. Perluasan konsep dasar ini akan memungkinkan siswa ini tetap terlibat dalam kegiatan pembelajaran tingkat tinggi yang tepat sambil pada saat yang sama memungkinkan Anda memperluas kesempatan pembelajaran siswa yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk menguasai dasar-dasar tersebut.
Untuk meningkatkan keefektifan proses pengajaran dan pembelajaran siswa berikutnya, Anda seharusnya terlibat dalarn evaluasi formatif (Formative Evaluation) terus-menerus: penilaian pembelajaran siswa yang sering dilakukan yang akan memungkinkan Anda menyesuaikan pengajaran Anda untuk mernenuhi kebutuhan masing-masing siswa Anda. Anda kemudian nanti perlu menyiapkan evaluasi sumatif (Sumative Evaluation) atau ujian akhir untuk masing-masing sasaran. Semua ini kemungkinan akan mengungkapkan bahwa sebagian pelajar masih belum mencapai tingkat penguasaan pengetahuan/kemarnpuan dasar dalarn kerangka waktu yang telah Anda sediakan. Anda nantinya perlu mengembangkan cara kreatif untuk mengajar kembali, menyajikan kesempatan pembelajaran alternatif, dan/atau memperluas latihan. Strategi seperti pengajaran perbaikan usai sekolah, pengajaran pribadi oleh sesama teman atau lintas-usia, atau penggunaan paraprofesional dapat membantu siswa mencapai penguasaan hal-hal yang mendasar.
Karena pendekatan pembelajaran penguasaan dapat menghabiskan tenaga dan waktu, Anda nantinya perlu bersikap selektif dalam penerapannya. Pengidentifikasian aspek-aspek utama kurikulum mana yang paling relevan untuk menerapkan pembelajaran penguasaan dan pembatasan penggunaan pendekatan ini pada situasi di mana pengetahuan/ kemampuan prasyarat sangat penting untuk pembelajaran masa mendatang akan meningkatkan kemampuan Anda menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran penguasaan dengan efektif. Anda dan siswa Anda akan merasa bahwa Anda telah melakukan investasi waktu dan tenaga dengan bijaksana apabila hasilnya adalah peningkatan pencapaian bagi semua.

Riset Tentang Mastery Learning

Riset tentang konseptualisasi pembelajaran penguasaan paling awal jauh kurang jelas daripada riset tentang bentuk-bentuk pendekatan ini yang dikembangkan kemudian hari (lihat Ellis, 2001f; Slavin, 1987c). Studi setidaknya selama 4 minggu di mana waktu pengajaran disamakan bagi kelas penguasaan dan non­penguasaan pada umumnya tidak menemukan perbedaan dalam keefektifan atau perbedaan kecil dan berlangsung singkat yang mendukung kelompok­kelompok penguasaan. Beberapa bentuk pembelajaran penguasaan yang paling menjanjikan adalah pembelajaran yang menggabungkan pendekatan ini dengan pembelajaran kerja sama, di mana siswa bekerja bersama untuk saling membantu satu sama lain sejak pertama dan kemudian membantu teman kelompok yang membutuhkan pengajaran perbaikan (Guskey, 1990; Mevarech & Kramarski, 1997).
Persoalan inti pembelajaran penguasaan ialah bahwa pembelajaran itu melibatkan keseimbangan antara jumlah isi yang dapat dibahas dan sejauh mana siswa menguasai masing-masing isi (Slavin, 1987c). Waktu yang dibutuhkan untuk mengantarkan semua atau hampir semua siswa ke tingkat penguasaan yang sudah ditetapkan sebelumnya harus berasal dari tempat lain. Apabila pengajaran perbaikan diberikan selama waktu pengajaran biasa, hal ini harus mengurangi pembahasan isi. Dan, sebagaimana dicatat dalam pembahasan isi adalah salah satu alat prediksi terpenting peningkatan pencapaian (Cooley & Leinhardt, 1980). Hal ini sama sekali tidak mengatakan bahwa pembelajaran penguasaan seharusnya digunakan hanya ketika waktu tambahan untuk pengajaran perbaikan tersedia; hal itu hanya menekankan bahwa guru seharusnya menyadari keseimbangan yang terkandung di dalamnya dan mengambil keputusan sesuai dengannya.
(Dikutif dari Educational Psycology: Theory and Practice: 8th Ed. Robert. E. Slavin)

Tidak ada komentar: